Sejumlah Ruang VIP Mahotama di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng segera akan disiapkan untuk mengantisipasi penambahan kasus Covid-19 di Buleleng. Hal ini menunjukkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng selangkah lebih sigap dalam penanganan Covid-19.
Pernyataan tersebut terungkap saat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, yang juga menjabat sebagai Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST melakukan video conference bersama dengan awak media terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng, Jumat (24/4).
GTPP Covid-19 Buleleng telah melakukan rapid test besar-besaran terhadap ratusan PMI asal Buleleng. Jika rapid test menunjukkan hasil positif, orang tersebut akan di karantina sementara di RS Pratama Giri Emas. Selanjutnya dari hasil rapid test positif tersebut langsung dilakukan test swab. Ketika menunggu hasil swab, orang tersebut di karantina sementara di RS Pratama Giri Emas. Jika hasil swab negatif, akan dipulangkan dan jika hasil swab positif orang itu akan dirawat di ruang isolasi RS Pratama Giri Emas. Sehingga sebagai upaya antisipasi penambahan kasus, Ruang VIP Mahotama disiapkan untuk penambahan kapasitas ruang isolasi. “Seandainya ada penambahan kasus, kita sudah siapkan langkah-langkah penanganannya, tapi yang kita harapkan tentu penyebaran Covid-19 di Buleleng dapat berhenti, ini hanya sebagai langkah antisipasi saja,” ujar Bupati Suradnyana.
Pemahaman yang semakin matang terkait dengan penanganan Covid-19, lanjut Bupati Suradnyana tentu dapat mengambil keputusan yang lebih detail lagi. RS Pratama Giri Emas saat ini terdapat dua kapasitas penanganan pasien. Satu kapasitas khusus untuk isolasi pasien terkonfirmasi positif dan satu lagi kapasitas bilik biasa khusus untuk tempat Orang Tanpa Gejala (OTG) yang belum di swab atau menunggu hasil swab. Ruang VIP Mahotama rencananya akan dilakukan penambahan kasur sebanyak 22 unit. Akses dari RSUD Buleleng ke Mahotama juga diatur agar benar-benar tertutup sehingga hanya orang yang menjalankan tugas perawatan saja yang bisa masuk. “Kita di Buleleng sudah punya RS khusus untuk isolasi. Besar harapan saya pemprov agar dapat membantu pembiayaan operasional, kalau dilihat dari tatanan kapasitas, daerah Bali Utara tidak membebani pemprov lagi,” imbuhnya.
Untuk perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng saat ini, terdapat pasien terkonfirmasi positif di Buleleng secara kumulatif berjumlah 18 orang, dengan rincian sudah dinyatakan sembuh enam orang dan pasien yang di rawat di Buleleng hanya lima orang. Pasien terkonfirmasi positif yang dirawat diluar Buleleng berjumlah sembilan orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) satu orang. Sedangkan secara kumulatif PDP di Buleleng berjumlah 18 orang dengan hasil dinyatakan negatif enam orang.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara kumulatif berjumlah 88 orang yang terdiri dari ODP yang masih dipantau lima orang, ODP yang sudah selesai masa pantau berjumlah 83 orang.
Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif berjumlah 328 orang dan sudah selesai masa pantau 164 orang, karantina mandiri 157 orang, karantina di SPN Singaraja empat orang dan karantina di RS Pratama Giri Emas tiga orang.
Pemantauan juga terus dilakukan kepada pelaku perjalanan daerah terjangkit dan daerah transmisi loka (tanpa gejala) 2.599 orang dengan rincian 1.503 diantaranya sudah selesai masa pantau selama 14 hari dan yang sisa yang masih dipantau sebanyak 1.096 orang, terdiri dari pekerja kapal pesiar 610 orang, TKI lainnya terdapat 33 orang, WNA tetap empat orang, pulang dari luar negeri tiga orang, serta orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia berjumlah 446 orang.
Saat ini Pemkab Buleleng telah menyiapkan 39 hotel dengan 472 kamar yang tersebar diseluruh Kecamatan di Kabupaten Buleleng sebagai tempat karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI). (Rma)