Pada Hari Rabu, 19 Februari 2020 yang bertepatan Budha Kliwon Dungulan sesuai dengan perhitungan Kalender Bali, umat Hindu kembali memperingati Hari Raya Galungan. Sepuluh hari setelah Galungan, umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan sebagai suatu rangkaian dari Hari Raya Galungan yang diperingai setiap 210 hari.
Umat Hindu menjadikan momentum Hari Raya Galungan sebagai hari kemenangan Dharma melawan Adharma. Sebagai bentuk kemenangan kebajikan melawan kebatilan. Dengan filosofi itu, umat Hindu hendaknya menegakkan Dharma di atas segalanya termasuk dalam pembangunan suatu daerah khususnya di Bali selain penegakan Tri Hita Karana.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST mengajak seluruh umat Hindu khususnya masyarakat Buleleng untuk terus mengedepankan Dharma dari setiap kegiatan. Bagaimana masyarakat Bali dan Buleleng pada khususnya berperan aktif dalam pembangunan berdasarkan Dharma dan Tri Hita Karana. Ini menjadi penting karena apapun yang dilakukan, jika berpijak pada Dharma, segala hambatan yang ada akan dilalui dengan lacar. “Dharma menjadi penting sebagai pijakan dalam beraktivitas. Mari gunakan sebagai dasar bersama sehingga seluruh aktivitas termasuk pembangunan di Kabupaten Buleleng bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” ajaknya.
Kehidupan sosial masyarakat , lanjut Bupati asal Desa Banyuatis ini, juga tidak lepas dari landasan Dharma. Segala bentuk bakti dalam berkehidupan sosial tentu harus didasari dengan kebaikan dengan mengimplementasikan dharma dalam ajaran agama hindu. Begitu juga dalam hal upaya pembangunan yang ada di suatu daerah. Pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan khususnya di Kabupaten Buleleng merupakan salah satu wujud bakti manusia terhadap lingkungan. “Jadi kita jalani dengan penuh keikhlasan, niscaya atas Asung Kertha Wara Nugaraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa segala perbuatan positif yang kita lakukan akan berjalan sesuai dengan rencana ,” imbuh Bupati Agus Suradnyana.
Senada dengan Bupati Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG berharap di hari yang suci ini, seluruh umat hindu di Buleleng agar memupuk rasa persaudaraan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan beragama. Selama ini, kehidupan toleransi di Buleleng khususnya serta di Bali pada umumnya telah terjalin dengan harmonis. Hal tersebut menandakan di dunia ini manusia memerlukan hidup bergotong royong. Saling bahu membahu dalam mencapai satu tujuan, tentunya didasari oleh toleransi yang tinggi. “ Mari kita rayakan kemenangan dharma melawan adharma dengan menebar kebaikan antar umat beragama," harapnya. (tim)