Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menggandeng Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memenuhi syarat untuk memproduksi masker kain sebanyak 165.000 buah. Anggaran yang disiapkan untuk produksi tersebut sebesar Rp. 990 Juta atau hampir Rp. 1 Milyar.
Hal tersebut terungkap saat Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd saat memberikan keterangan pers melalui teleconference dari ruang kerjanya, Kamis (9/4).
Gede Suyasa menjelaskan menindaklanjuti penggunaan masker secara bersama, Pemkab Buleleng telah menghitung kebutuhan pengadaan masker kain untuk masyarakat Buleleng. Untuk tahap pertama, akan dibuat 165.000 buah masker di luar dari desa pakraman, desa dinas, dan dari donatur. Oleh karena jumlahnya banyak, Pemkab Buleleng mendorong UMKM untuk mengurus ijin produksi yang selesai dalam satu hari. “Supaya tidak salah karena menggunakan APBD. Semua harus sesuai dengan regulasi. Tidak bisa sembarangan karena memakai uang negara. UMKM yang terlibat harus mempunyai ijin produksi. Ini untuk masker kain ya karena kalau masker medis harus ada ijin edarnya dari Kementerian Kesehatan,” jelasnya.
Anggaran yang disiapkan sebesar Rp. 990 Juta atau hampir Rp. 1 Milyar. Nantinya, masker kain yang diproduksi akan disebar ke masyarakat. Sesuai dengan perhitungan, yang menggunakan masker adalah masyarakat yang keluar rumah. Klasifikasinya adalah penduduk Buleleng 823.000 jiwa. Dari jumlah tersebut yang berusia 17 tahun ke atas yang berpotensi keluar rumah ada 600.000. Berpotensi keluar rumah karena jika 17 tahun ke bawah itu rata-rata siswa. Siswa tidak akan keluar karena tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dari pemerintah pusat diharapkan 20 persen masyarakat yang keluar rumah disiapkan masker. “Jadi 20 persen dari 600.000 adalah 120.000. Kita sudah melebihi karena akan membuat 165.000 buah. Kita juga akan bagikan kepada petugas seperti petugas kebersihan dan tukang parkir termasuk masyarakat secara umum,” ujar Gede Suyasa.
Untuk perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng, jumlah pasien positif masih satu orang. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah satu orang. Tambahan PDP ini merupakan kontak erat dari pekerja kapal pesiar. Saat ini, PDP tersebut dirawat di RS Pratama Giri Emas dan menunggu hasil tes swab dari RSUP Sanglah.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini secara kumulatif masih tetap berjumlah 78 orang dengan hanya satu orang ODP yang bergejala. Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif masih tetap 163 orang dan pemantauan terhadap pelaku perjalanan daerah transmisi lokal di Indonesia serta wilayah terjangkit secara kumulatif sebanyak 1.585 orang. Dengan rincian, 607 orang telah selesai masa pantaunya 14 hari dan masih dipantau sebanyak 978 orang yang terdiri dari pekerja kapal pesiar 311 orang, TKI lainnya 30 orang, WNA empat orang, pulang dari luar negeri empat orang serta orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia 629 orang. (dra).