Ratusan penyelam lokal dan mancanegara akan meramaikan ajang Buleleng Bali Dive Festival (BBDF) yang akan diselenggarakan di Desa Pemuteran, 23-26 Oktober mendatang. Ratusan penyelam itu akan mengikuti sejumlah kegiatan berbeda selama festival dilangsungkan.
BBDF diklaim sebagai festival selam pertama yang dirangkaikan dengan kegiatan seni budaya di Indonesia. Tak heran jika BBDF mendapat antusias tinggi dari Kementerian Pariwisata dan wisatawan mancanegara (wisman), utamanya yang berasal dari Benua Australia dan Eropa.
Data di Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Buleleng menunjukkan, hingga Selasa (13/10) tercatat sudah ada 376 orang penyelam yang mendaftar mengikuti kegiatan tersebut. Beberapa diantaranya mengikuti atraksi budaya bawah laut, pencarian harta karun, konservasi, hingga fotografi bawah laut.
“Antusiasnya memang tinggi. Sampai saat ini yang paling banyak diminati itu memang underwater photography dan atraksi seni budaya,” ungkap Kepala Diskanla Buleleng Nyoman Sutrisna, yang ditemui Selasa sore di Lobi Pemkab Buleleng (13/10)
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengatakan, BBDF sengaja digelar untuk kali pertama, dengan harapan mempromosikan potensi bahari, utamanya terumbu karang yang ada di Buleleng. Apalagi upaya pelestarian terumbu karang di Buleleng sudah mendapat pengakuan dunia, baik itu oleh lembaga pelestari terumbu karang dunia, maupun United Nation Development Programme (UNDP).
“Kami ingin menunjukkan ini potensi terumbu karang Buleleng yang kaya. Bahwa kami bisa melakukan konservasi berbasis masyarakat, setelah sempat rusak belasan tahun lalu. Kami ingin masyarakat juga merayakan dampak langsung, atas upaya konservasi yang mereka lakukan. Salah satunya ya mendatangkan wisatawan untuk menyelam.” tegas Bupati Agus.
Rencananya dalam festival selam itu, akan dilangsungkan sejumlah kegiatan. Salah satu kegiatan yang dirancang adalah pementasan tari tradisional oleh para penyelam dibawah laut. Pementasan tari tradisional itu diharapkan menarik para pecinta selam, karena belum pernah dilakukan sebelumnya di Bali dan Indonesia.