Guna memperingati Hari Air ke 29 tahun 2021, dilakukan penanaman pohon di Bendungan Tamblang, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Penanaman pohon ini juga dihadiri secara virtual oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Hari ini kita melakukan penanaman pohon yang juga dihadiri oleh pihak Kementerian terkait secara virtual,” ujar Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra saat ditemui usai menghadiri kegiatan tersebut, Senin (22/3).
Sutjidra menjelaskan setiap infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah pusat dilakukan penghijauan pada Hari Air Dunia ini. Termasuk Bendungan Tamblang. Sebanyak 300 pohon di tanaman di areal Bendungan Tamblang. Pohon-pohon yang ditanam merupakan pohon produktif seperti mangga, durian dan manggis. “Tinggi dari pohon yang ditanam sudah mencapai satu meter,” jelasnya.
Dengan penanaman pohon ini diharapkan konservasi air khususnya di Bendungan Tamblang bisa terjaga. Bisa menghindari adanya sedimentasi. Sehingga kualitas air bisa terjaga. Bendungan Tamblang juga diharapkan oleh seluruh masyarakat Buleleng sebagai sarana penyediaan air baku. Khususnya kebutuhan air pada kecamatan yang ada di wilayah timur bisa terpenuhi. Hari Air Dunia juga dijadikan momentum untuk menjaga lingkungan dan ketersediaan air. “Dengan konsep kita di Bali yaitu Tri Hita Karana. Saat penanaman ini kita menjaga hubungan dengan alam. Kita jaga air dengan menanam pohon sehingga mencukupi untuk kehidupan,” ucap Sutjidra.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Maryadi Utama yang juga turut hadir secara langsung menyebutkan ketersediaan sumber daya air di Provinsi Bali sudah sangat bagus. Tinggal mengelola saja karena Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada masih bagus sehingga dapat menampung dan menyerap air sangat optimal. Dapat dilihat pada daerah lain dalam beberapa bulan terakhir mengalami bencana seperti di Pulau Jawa dan Sumatera. Namun, di Bali tidak terlalu signifikan. Artinya, bahwa DAS yang ada di Bali sangat bagus dan menampung air sebanyak-banyaknya. Ini menjadi aset yang sangat berharga bagi Provinsi Bali. “Hanya tinggal mengelolanya saja. BWS Bali Penida sebagai kepanjangan tangan Kementerian PUPR akan mengelolanya semaksimal mungkin. Kami tetap akan melakukan pengelolaan dengan pola struktur dan non struktur. Struktur berarti kita membuat beberapa bendungan dan tampungan di Provinsi Bali. Non struktur adalah pembinaan terhadap komunitas peduli sungai dan masyarakat sebagai ujung tombak di lapangan,” sebutnya.
Untuk pembangunan Bendungan Tamblang, dirinya menambahkan saat ini sudah mencapai 38 persen. Diharapkan, akhir tahun 2023 Bendungan Tamblang bisa terisi dan dapat dimanfaatkan. Air baku yang dihasilkan oleh Bendungan Tamblang ini adalah 510 liter per detik. Proses pembangunan sendiri berjalan lancar dan tidak terjadi hambatan berarti karena proses pembebasan lahan sudah selesai semua. “Tinggal kita melanjutkan saja. Untuk saat ini proses pembangunan bendungan sudah deviasi 2,1 persen,” tutup Maryadi Utama. (dra)