Dalam rangka penanganan Covid-19 pada sektor ketahanan pangan di Kabupaten Buleleng, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST serahkan Bantuan Stimulus Usaha kepada 13 Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yang tersebar di wilayah kabupaten buleleng. Dengan nilai total stimulus Rp. 333.000.000,- Penyerahan berlangsung di Lobbi Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng, Jumat (29/5).
Menghadapi pandemi Covid-19 ini, satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Beberapa upaya pun dapat dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan peran lumbung pangan masyarakat, pemberdayaan pekarangan lestari, dan pengembangan usaha pangan masyarakat/lembaga distribusi pangan yang dibina. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan pangan masyarakat.
Menurut Agus Suradnyana, Melalui instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Penyebaran dan percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di lingkungan Pemerintah Daerah meliputi peningkatan kapasitas terhadap tiga aspek.
“Tiga aspek tersebut yaitu penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi, dan penyediaan Jaring Pengamanan Sosial (JPS) / Social Safety Net. Salah satu didalamnya adalah ketahanan pangan, dan jangan sampai ketahanan pangan kita ini terganggu akibat pandemi ini,” ujar PAS
Selama ini gabah produksi Buleleng selain diolah oleh penggilingan padi / Rice Milling Unit (RMU) yang ada di buleleng (termasuk lumbung pangan masyarakat didalamnya), sebagian besar gabah Buleleng juga dibeli oleh RMU dari luar buleleng (seperti Jembrana, dan Banyuwangi) sehingga gabah ditingkat petani selalu habis terjual.
Namun dimasa-masa pandemi covid-19 ini, ketika terjadi pembatasan kegiatan masyarakat dan tersendatnya jalur distribusi, mengakibatkan pembelian gabah di tingkat petani menjadi terkendala.
“Dengan pemberian stimulus ini diharapkan dapat membantu usaha lumbung pangan masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan di masyarakat serta tentunya meningkatkan usaha para petani lokal buleleng karena gabahnya bisa dibeli dengan harga yang baik,” ungkap Putu Agus Suradnyana yang juga selaku Ketua GTPP Covid-19 di Buleleng.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, SP menjelaskan bahwa pemberian stimulus ini berdasarkan dari kajian dan analisa dari Pemerintah Daerah. Analisa ini menjadi bagian di dalam penghintungan pemberian stimulus kepada LPM tersebut.
“Masing-masing kelompok ini mendapatkan stimulus dengan jumlah yang berbeda dilihat dari stok gabah yang tersedia, dan berapa stok gabah yang sudah menjadi beras. Namun, ketika beras tadi belum terjual tentu menjadi masalah ditingkat LPM. Agar kelompok ini tetap eksis, maka perlu diberikan stimulus tersebut,” paparnya.
Harapan Bupati Buleleng selaku kepala daerah adalah bagaimana gabah buleleng tidak dibeli dari luar buleleng. Apalagi terjadi permainan harga. Melalui LPM ini, nantinya diharapkan mampu menstandarkan harga, disamping itu distribusinya juga pendek. “Karena, semakin panjang distribusinya tentu harga beras semakin mahal. Kita adalah bagian dari Tim Ekonomi yang nantinya akan membuat skema ekonomi seperti itu ditengah pandemi Covid-19 ini,” jelas Gede Melandrat.
Dari stimulus usaha tersebut, Bupati PAS mengharapkan bantuan dapat dipergunakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya oleh LPM untuk membeli gabah petani lokal buleleng, dalam rangka menjaga ketahanan pangan khususnya menjaga ketersediaan beras di Kabupaten Buleleng khususnya saat menghadapi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. (Stu)