Guna mempersiapkan digitalisasi sekolah khususnya di tingkat sekolah dasar (SD), Direktur SD, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Sri Wahyuningsih mengunjungi Kabupaten Buleleng, Bali.
Dirinya bersama rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa di Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Kamis (3/6). Selanjutnya akan mengunjungi beberapa sekolah yaitu SDN 4 Tista, SDN 1 Sepang Kelod, SDN 2 Sepang Kelod, SDN 5 Sepang di Kecamatan Busungbiu. Serta SDN 3 dan SDN 2 Tigawasa di Kecamatan Banjar.
Sri Wahyuningsih menjelaskan persiapan digitalisasi SD ini menjadi tugas bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Kolaborasi diperlukan mengingat kendala yang dihadapi oleh SD yang berada di daerah-daerah sulit. Seperti kendala terkait dengan ketersediaan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan ketersediaan jaringan internet di daerah dimana SD tersebut berlokasi. Upaya maksimal harus dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan sarana TIK tersebut. Secara bertahap pemerintah pusat akan melakukan pendataan terhadap sekolah-sekolah khususnya SD yang ada di Indonesia. Dari 149 ribu SD negeri dan swasta yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota, potret sekolah-sekolah sulit masih cukup banyak. “Kebutuhan sarana TIK untuk SD masih diperlukan kurang lebih sekitar 90 persen lagi. Artinya masih cukup banyak SD khususnya yang belum memiliki sarana TIK yang memadai untuk kebutuhan digitalisasi sekolah yang menjadi prioritas dalam rangka transformasi dan akselerasi. Informasi untuk kemajuan kualitas pembelajaran,” jelasnya.
Hal ini memang menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama seluruh pihak. Solusi dari potret tersebut dalam rangka persiapan digitalisasi sekolah adalah adanya kemitraan antara kementerian satu dengan kementerian lainnya. Antara Dinas Pendidikan dan dinas terkait lainnya dalam pemenuhan kebutuhan di satuan pendidikan. Baik dari sisi akses, sarana TIK maupun sarana jaringan serta kesiapan para tenaga pendidik dalam menguasai teknologi. “Tentunya ini memerlukan waktu dan perencanaan yang matang bagi kita,” ujar Sri Wahyuningsih.
Sementara itu, Gede Suyasa mengungkapkan rasa syukurnya karena telah dikunjungi oleh pihak Kemendikbudristek RI dalam rangka persiapan digitalisasi sekolah dasar. Mengingat, di Kabupaten Buleleng masih ada sekolah yang secara topografi masih memerlukan perhatian. Seperti aksesibilitas yang jauh. Kemudian juga media untuk menikmati optimalisasi digitalisasi masih ada kendala karena blank area atau tidak terdapat jaringan maupun sinyal internet. Sementara di sisi yang lain, kebijakan dari Kemendikbudristek, sekolah harus semakin digital. “Dengan kedatangan ibu Direktur SD ini, diharapkan bisa memotret kondisi beberapa SD yang ada di Buleleng,” pungkasnya. (dra)