Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Buleleng, Bali kembali menyiapkan ruang isolasi bagi pasien Covid-19 yang termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG). Diantaranya hotel dan asrama mahasiswa.
“Kami akan siapkan kembali. Termasuk melibatkan hotel-hotel yang ada di Kota Singaraja dan sekitarnya,” ujar Bupati yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Putu Agus Suradnyana saat ditemui usai meninjau Posko Terpadu Penanganan Covid-19 di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Senin (12/7).
Agus Suradnyana menjelaskan penyiapan ruang isolasi mandiri terpusat tambahan ini kepada para pasien Covid-19 yang berstatus OTG untuk memutus mata rantai penyebaran secepatnya. Satgas juga melibatkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng untuk menentukan kamar dan hotel mana yang bisa digunakan. Sebelum itu, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) telah memberikan asrama mahasiswanya di Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng sebanyak 40 kamar yang masing-masing berisi dua tempat tidur. “Jadi di Undiksha tersedia untuk 80 pasien. Kita masih kurang sekitar 150 kamar lagi,” jelasnya.
Jika pendekatan terhadap anggota PHRI Buleleng berhasil untuk memenuhi kebutuhan kamar tersebut, pasien berstatus OTG akan digiring menuju tempat isolasi terpusat. Untuk tempat sebelumnya yaitu Hotel Gran Surya di wilayah Kecamatan Seririt, hanya tersedia 16 kamar dengan masing-masing dua tempat tidur. Dibutuhkan tempat yang lain lagi agar bisa menampung 400 pasien. Selain itu, OTG juga akan disisir dan diberikan bantuan beras. “Saya masih ikuti keputusan pusat. Semua akan menjadi temuan BPK jika mengambil keputusan sendiri karena belum ada panduan dari pusat. Kalau penanganan OTG sudah ada keputusan menteri untuk melakukan isolasi mandiri atau terpusat,” ucap Agus Suradnyana.
Terpisah, Wakil Bupati yang juga Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng I Nyoman Sutjidra meninjau penyiapan asrama mahasiswa Undiksha untuk tempat isolasi terpusat. Pada asrama mahasiswa Undiksha di Desa Jinengdalem ini ada tiga blok. Salah satu blok yaitu blok B yang digunakan sebagai tempat isolasi terpusat. Ada 40 kamar dengan dua tempat tidur per kamar. “Berarti ada 80 pasien Covid-19 yang berstatus OTG bisa ditampung di sini. Dan terus bisa dipantau,” kata dia.
Asrama mahasiswa Undiksha ini dijadikan tempat isolasi terpusat karena ada Fakultas Kedokteran (FK). Sehingga tim medis bisa terbantu oleh adanya FK tersebut. Bisa dikerjasamakan untuk memantau pasien-pasien OTG yang sedang isolasi di asrama mahasiswa ini. “Jadi Rektor Undiksha, TNI, dan Polri sudah siap mendukung Pemkab Buleleng untuk menangani Covid-19,” ungkap Sutjidra.
Sementara itu, Sekda yang juga Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyebut penggunaan asrama mahasiswa ini merupakan kesepakatan dari seluruh anggota Forkopimda setelah mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi. Setelah ditinjau, fasilitasnya cukup baik. Tempat tidurnya juga sudah siap termasuk kamar mandinya. “Tinggal pembersihannya saja karena sudah hampir satu tahun tidak terisi karena pandemi,” sebutnya.
Secara teknis, operasional asrama mahasiswa sebagai tempat isolasi mandiri akan dikoordinir oleh BPBD. Dibantu oleh dinas terkait seperti seperti Dinas Kesehatan dan Satpol PP. Termasuk TNI dan Polri. Skemanya masih disusun oleh pihak terkait. Termasuk penjemputan OTG menuju ke tempat isolasi terpusat dengan ambulans. “Nanti sedang diatur bagaimana mengatur binatunya, makannya dan lain sebagainya. Nanti disiapkan petugasnya. Anggarannya kan tentu di Belanja Tidak Terduga (BTT). Kan ini tidak terencana sebelumnya. secepat mungkin akan dioperasionalkan. Kalau bisa besok. Kalau belum mungkin dua hari lagi,” tutup Suyasa. (dra)