Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk penyusunan program-program yang ditujukan kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra saat ditemui usai mengikuti Rilis Bersama Data Sensus Penduduk 2020 dan Data Administrasi Kependudukan 2020 secara daring dari Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Kamis (21/1).
Sutjidra menjelaskan dengan data yang baru saja dirilis, Pemkab Buleleng mempunyai amunisi untuk penyusunan program-program. Program-program apa saja yang bisa dijalankan untuk untuk masyarakat di Kabupaten Buleleng. Pemerintah juga mempunyai data yang akurat mengenai jumlah penduduk. “Jumlah sekian. Yang pra-sejahtera sekian. Sehingga nantinya bisa dipersiapkan dengan matang dan terukur program-program lanjutan untuk untuk masyarakat Buleleng,” jelasnya.
Pada masa pandemi COVID-19, dana-dana pemerintah difokuskan untuk penanganan COVID-19. Namun, perbaikan ekonomi tidak serta-merta dikesampingkan. Pemkab Buleleng selalu bersinergi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk menjalankan tiga program inti selama pandemi ini. Pertama tetap penanganan kesehatan dengan 3T (Tracing, Test, Treatment). Kedua, Pemulihan ekonomi nasional, dengan meningkatkan sektor pertanian, dan UMKM. “Dan ketiga adalah program Jaring Pengaman Sosial. Tiga itu menjadi tujuan kita sekarang. Semuanya difokuskan ulang ke sana. Bahkan setelah ini sesuai instruksi pemerintah pusat, anggaran difokuskan ulang ke vaksinasi massal. Semuanya untuk masyarakat,” ucap Sutjidra.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Buleleng Made Bimbo Abdi Suardika menyebutkan saat ini Kabupaten Buleleng memiliki jumlah penduduk terbesar di antara seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk pada September 2020, Buleleng memiliki penduduk sejumlah 791.813 jiwa. Naik dari 624.125 jiwa di tahun 2010. Hal ini berarti ada laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,02 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Ini disebabkan banyak masyarakat yang pulang kampung. Kembali ke Buleleng dari perantauan selama pandemi COVID-19 berlangsung. "Kalau kondisinya normal, mungkin saja komposisi jumlah penduduk di Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali berbeda dari yang dihasilkan oleh Sensus Penduduk 2020. Yang notabene dilakukan dalam masa pandemi COVID-19,” sebutnya.
Dirinya menambahkan, Sensus Penduduk 2020 dilakukan dengan metode kombinasi. Yakni sensus secara daring dan wawancara langsung. Sensus Daring dilakukan dari bulan Februari-Mei 2020. Keikutsertaan masyarakat Kabupaten Buleleng cukup tinggi yakni mencapai 37 persen dari data keseluruhan. Presentase ini membuat keikutsertaan sensus dengan metode daring di Kabupaten Buleleng tertinggi diantara seluruh Kota/Kabupaten di Provinsi Bali. “Dimana Provinsi Bali pun menjadi Provinsi dengan keikutsertaan sensus metode daring tertinggi di Nasional,” pungkasnya. (mnk/dra)