Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Buleleng bergotong royong dan membagi tugas untuk siapkan beras yang dibagikan kepada masing-masing jiwa masyarakat Bondalem. Gotong royong ini dilakukan untuk memudahkan relawan desa untuk mendistribusikan kepada masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng yang juga Sekretaris Daerah Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd saat memberikan keterangan pers melalui video conference mengenai perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng dari ruang kerjanya, Kamis (7/5).
Gede Suyasa menjelaskan beras baru dari Bulog akan tiba pada hari Jumat besok. Seluruh SKPD akan dikerahkan untuk bergotong royong mengemas langsung. Dengan begitu, sampi di Desa Bondalem, beras dapat langsung didistribusikan ke rumah tangga. Tidak perlu lagi memilah dan mengemas di desa tersebut. “Akan dikirim untuk kebutuhan selama enam hari. Jadi per jiwa akan menerima total 2,4 kilogram. Ini beratnya relawan di desa untuk memecah sehingga SKPD bergotong royong," jelasnya.
Jika sudah selesai pengemasan, beras akan dikirim langsung ke Desa Bondalem pada hari Sabtu atau Minggu ini. Kekurangan beras yang dikirim berjumlah 30 ton. Jadi, total yang sudah dikirim sampai hari Sabtu atau Minggu berjumlah 70 ton. Jika jumlahnya 30 ton beras, SKPD yang akan disebar sejumalh 30 SKPD. “Kita akan instruksikan SKPD bergotong royong dengan mengerahkan pegawainya. Tentu tetap memperhatikan protokol kesehatan penanganan Covid-19 yaitu memperhatikan jumlah orangnya,” ujar Gede Suyasa.
Data perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng menunjukkan bahwa terdapat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkonfirmasi positif di Buleleng secara kumulatif berjumlah 40 orang, dengan rincian pasien yang di rawat di Buleleng hanya 18 orang dan sudah dinyatakan sembuh 18 orang. Pasien yang dirujuk ke RSUP Sanglah sebanyak empat orang dan pasien terkonfirmasi positif yang dirawat diluar Buleleng berjumlah tujuh orang.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara kumulatif berjumlah 95 orang yang terdiri dari ODP yang masih dipantau tiga orang, ODP yang sudah selesai masa pantau berjumlah 92 orang.
Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif berjumlah 694 orang dan sudah selesai masa pantau 431 orang, karantina mandiri 251 orang, karantina di SD Bondalem sepuluh orang dan karantina di RS Pratama Giri Emas dua orang.
Pemantauan juga terus dilakukan kepada pelaku perjalanan daerah terjangkit dan daerah transmisi lokal (tanpa gejala). Secara kumulatif berjumlah 2.966 orang dengan rincian 2.630 orang diantaranya sudah selesai masa pantau selama 14 hari dan sisa yang masih dipantau sebanyak 336 orang, terdiri dari pekerja kapal pesiar 198 orang, TKI lainnya terdapat 73 orang, WNA tetap tiga orang, pulang dari luar negeri empat orang, serta orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia berjumlah 58 orang. (dra)