Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta kepada seluruh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) kopi yang terdapat di Kabupaten Buleleng bersatu untuk meningkatkan kualitas pengolahan kopi. Sehingga mampu memberikan nilai tambah serta identitas tersendiri sebagai kopi Buleleng.
Hal tersebut dikatakannya usai memberikan arahan kepada para petani kopi dan pelaku UKM kopi dalam acara Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Kopi Buleleng dalam rangka Bulan Bung Karno III tahun 2021 di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Senin (21/6/2021).
Agus Suradnyana menjelaskan untuk mendapatkan nilai tambah dari kopi tersebut diperlukan proses produksi yang tepat. Mulai dari pemetikan buah kopi, proses sortasi, penyimpanan, penggorengan, pencampuran hingga ekstraksi. Dengan proses yang bagus maka mampu menghasilkan kopi yang memiliki kualitas dan memberikan nilai tersendiri. “Sekarang kita telah diskusikan masalah olahannya sampai mendapatkan produk kopi Buleleng yang premium, medium dan yang paling bawah,” jelasnya.
Di wilayah Kabupaten Buleleng ada dua jenis kopi, yaitu Kopi Robusta dan Arabika. Kopi Arabika sangat cocok dibudidayakan di Desa Wanagiri karena kopi Arabika sendiri hanya bisa tumbuh di ketinggian 1000-1200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan untuk untuk kopi robusta biasanya hanya bisa hidup pada ketinggian 700-800 mdpl. Bila dilihat dari sisi harga, kopi Arabika lebih murah dari kopi Robusta. Oleh sebab itu pemerintah bersama para pelaku UKM yang dalam hal ini khusus mengolah kopi akan mencarikan solusi seperti membuat bermacam-macam olahan kopi. “Kalau orang biasa minum kopi Robusta maka dia akan tertarik dengan Robusta saja. Nah sekarang kita bikin olahan yang bermacam-macam,” ucap Agus Suradnyana.
Untuk masalah harga kopi, Agus Suradnyana mengatakan harus dilakukan penghitungan jumlah produksi kopi per tahun. Utamanya di setiap sentral penghasil kopi yang terdapat di wilayah Kabupaten Buleleng. Serta dibarengi dengan proses pengolahan yang benar dan tepat mulai dari cara panen hingga proses akhir. Dengan demikian, para pelaku UKM akan mendapatkan kualitas terbaik yang nantinya bisa mewarnai bahwa inilah kopi buleleng dengan olahan yang benar-benar terjaga. ”Yang jelas bagaimana petani saya sejahtera dari menanam kopi dan mau menanam kopi. Itu saja intinya jangan terlalu berorientasi harus mendapat penghargaan dan lainnya,” tutupnya. (smd)